Latest Updates

Anak “Bodoh” Peraih Hadiah Nobel

Dicopas dari postingan Bapak Andi W Gunawan

Kisah berikut ini adalah tentang Masatoshi Koshiba. Masa muda Koshiba jauh dari harapan, bila tidak ingin disebut tragis. Semua nilai mata pelajaran eksaktanya jeblok namun ia berhasil lulus kuliah dari Tokyo University, di bidang fisika dengan nilai terendah. Koshiba pantang menyerah. Ia memutuskan untuk melanjutkan studinya ke Amerika, tepatnya di University of Roschester.

Dosennya di Tokyo University sebenarnya enggan memberikan surat rekomendasi. Namun akhirnya surat itu diberikan juga kepada Koshiba. Surat ini secara jujur mengatakan, “His results are not good, but he’s not that stupid” (Nilainya tidak terlalu baik, tapi ia juga tidak terlalu bodoh).

Koshiba akhirnya berhasil mendapat gelar Ph.D. Bila dulu ia lulus dari Tokyo University dengan nilai terendah, kini ia menjadi profesor fisika di universitas yang sama. Masatoshi Koshiba meraih hadiah nobel di bidang fisika tahun 2002.

Kisah lain adalah tentang Martinus JG Veltman. Ia adalah fisikawan Belanda peraih hadiah nobel di bidang fisika tahun 1999.

Veltman bukan anak cerdas. Saat masuk perguruan tinggi, ia masuk dengan nilai pas-pasan dan semasa kuliah ia kurang suka dengan pelajaran fisika. Namun, bagaimana ia bisa sampai menjadi peraih hadiah nobel di bidang fisika? Pasti ada sesuatu yang istimewa pada dirinya yang tidak bisa diakomodasi oleh sistem pendidikan formal.

Jadi, siapa bilang anak yang dulunya “bodoh” di sekolah pasti menjadi anak yang gagal. Seringkali sistem ujian di sekolah yang umumnya hanya berbasis hapalan tidak bisa mengakomodir kecerdasan dan potensi anak yang sesungguhnya.

Tidak ada anak yang bodoh. Yang ada adalah anak yang unik dengan gaya belajar berbeda dari rekannya. Dan kalaupun anak mendapat nilai ujian NOL maka anak ini tetap cerdas. Nilai ujian hanya menunjukkan bahwa anak belum paham, belum mengerti, bukan bodoh. Adalah tugas kita bersama, pendidik beserta orangtua, membantu anak untuk paham, mengerti.

Bagaimana menurut Anda?

(Dikutip dari buku Genius Learning Strategy)

0 Response to "Anak “Bodoh” Peraih Hadiah Nobel"

Posting Komentar

Total Pageviews